Oktober 9, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

BUMN Indonesia membidik peluang investasi di Asia Tengah dan Selatan

BUMN Indonesia membidik peluang investasi di Asia Tengah dan Selatan


Tim CEO Insights Asia | Jumat, 20 September 2024

pemisah

Badan Usaha Milik Negara Indonesia (BUMN) bersiap menjajaki peluang investasi di pasar non-tradisional Asia Tengah dan Selatan pada tahun 2024 I mendatang.Forum Bisnis ndonesia-Asia Selatan dan Tengah (INASCA). Di Jakarta. Pemerintah Indonesia akan menjadi tuan rumah acara yang akan mempertemukan ratusan perusahaan dari Indonesia dan kedua wilayah untuk berdiskusi Kemungkinan kerjasama bisnis.

Abdul Qadir Jelani, Direktur Jenderal Kementerian Luar Negeri, mengatakan Indonesia belum sepenuhnya memanfaatkan pasar yang belum dimanfaatkan di Asia Tengah dan Selatan, oleh karena itu forum ini akan fokus pada bidang ini. Ia mencatat bahwa Indonesia belum menetapkan target moneter spesifik untuk mencapai kesepakatan pada pertemuan bisnis tahunan ini, namun mengamankan kesepakatan investasi akan menjadi agenda utama.

“Kita tahu bahwa Indonesia bukan hanya negara tujuan investasi tapi juga negara pengekspor modal. Asia Selatan dan Asia Tengah mempunyai potensi yang sangat besar dan kita bisa melihat BUMN kita berperan di kawasan tersebut,” kata Kadir kepada wartawan di Jakarta. Kadir juga mengungkapkan, BUMN Migas Pertamina akan menjadi salah satu BUMN peserta.

Pertamina sudah mempunyai hubungan dengan kedua wilayah tersebut. Di Asia Selatan, subholding gas Pertamina, PGN, menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Intraco pada tahun 2022. Kesepakatan itu mencakup gas alam cair (LNG) dan infrastruktur gas alam di Bangladesh.

Pada tahun 2012, Pertamina mempertimbangkan untuk mengakuisisi blok migas di Kazakhstan. Rencana tersebut diumumkan perusahaan saat Presiden Kazakhstan saat itu, Nursultan Nazarbayev, berkunjung ke Jakarta. Saat itu, Pertamina mengindikasikan potensi produksi dari akuisisi tersebut akan mencapai 50.000 barel per hari, menurut pemberitaan media.

READ  Investigasi menunjukkan 'perusahaan bayangan' terkait dengan perusahaan kelapa sawit Indonesia, First Resources

Indonesia yang sedang menjalani transisi presiden belakangan ini proaktif dalam menjajaki pasar non-tradisional. Awal bulan ini, negara Asia Tenggara menjadi tuan rumah Forum Indonesia-Afrika, yang menghasilkan 32 perjanjian perdagangan dengan total nilai $3,5 miliar.