Desember 12, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

UNESCO dan KOMINFO Menyelesaikan Penilaian Kesiapan AI: Siapkah Indonesia dengan AI?

UNESCO dan KOMINFO Menyelesaikan Penilaian Kesiapan AI: Siapkah Indonesia dengan AI?

Seiring dengan kemajuan Indonesia dalam perjalanan AI-nya, laporan ini berfungsi sebagai peta jalan dan seruan tindakan bagi semua sektor untuk berkolaborasi dalam membentuk ekosistem AI yang beretika dan inklusif. Temuan-temuan utama dan rekomendasi-rekomendasi ini memberikan pandangan komprehensif mengenai posisi Indonesia dalam kesiapan AI dan langkah-langkah apa yang perlu diambil untuk memastikan bahwa AI bermanfaat bagi semua warga negara.

Temuan utama: lanskap AI di Indonesia

Laporan tersebut mengidentifikasi beberapa bidang penting bagi kesiapan AI di Indonesia, termasuk:

  1. Dampak Ekonomi dan Sosial Budaya: Kekhawatiran mengenai kemungkinan perpindahan tenaga kerja muncul sebagai isu yang mendesak. Perbedaan antar wilayah pun muncul, dimana wilayah pedesaan berfokus pada dampak terhadap lapangan kerja, sementara pemangku kepentingan di wilayah perkotaan menekankan perlunya penggunaan AI secara bertanggung jawab.

  2. Risiko yang terkait dengan AI: Meskipun kelompok etnis di Indonesia beragam, kesadaran akan potensi AI untuk memperkuat bias dan diskriminasi masih relatif rendah, sehingga menyoroti perlunya peningkatan pendidikan masyarakat.

  3. Pendanaan Penelitian: Dibandingkan dengan negara-negara tetangga, pendanaan untuk penelitian AI masih rendah, sehingga menimbulkan kesenjangan besar dalam lanskap AI di Indonesia.

Rekomendasi Kebijakan Utama:

Laporan ini menguraikan sejumlah rekomendasi kebijakan utama, khususnya di bidang-bidang berikut:

  1. badan pengawas: UNESCO mendukung pengembangan peraturan untuk memastikan pengelolaan AI yang etis dan bertanggung jawab, kepatuhan terhadap definisi global dan peraturan masa depan berdasarkan surat edaran yang komprehensif dan terkini dengan konsensus global.

  2. Struktur organisasi: Mendirikan Institut Nasional untuk Kecerdasan Buatan untuk mengoordinasikan kebijakan terkait AI, menetapkan standar, dan memastikan koordinasi lintas sektoral. Badan ini memfasilitasi kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi dan masyarakat sipil, mengarahkan investasi dan mengatur pengembangan AI.

  3. Pengembangan keterampilan: Memastikan akses yang setara terhadap pendidikan, sumber daya, dan infrastruktur AI, terutama bagi para peneliti dan startup di luar ibu kota.

READ  Dekan Filipina menempati posisi ke-3 dalam Turnamen Catur Indonesia

Tentang Rekomendasi UNESCO tentang Etika Kecerdasan Buatan:

UNESCO, dengan mandat uniknya, selama beberapa dekade telah memimpin upaya internasional untuk memastikan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan perlindungan etika yang kuat. Rekomendasi UNESCO tentang Etika Kecerdasan Buatan Diluncurkan dan diadopsi oleh 194 negara anggota pada November 2021. Rekomendasi ini merupakan instrumen penetapan standar universal pertama yang dapat diterapkanBidang Tindakan KebijakanHal ini memungkinkan pembuat kebijakan untuk menerjemahkan nilai-nilai dan prinsip-prinsip inti ke dalam tindakan di banyak bidang seperti tata kelola data, lingkungan dan ekosistem, gender, pendidikan dan penelitian, serta kesehatan dan kesejahteraan sosial.

Tentang Sistem Penilaian Kesiapan:

ItuSistem Penilaian Kesiapan (RAM)Ini mencakup serangkaian pertanyaan kuantitatif dan kualitatif yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai dimensi yang terkait dengan ekosistem AI suatu negara, termasuk dimensi hukum dan peraturan, sosial dan budaya, ekonomi, ilmu pengetahuan dan pendidikan, serta teknologi dan infrastruktur.RAM Saat ini diterapkan di 60 negara di seluruh dunia. Patrick J. McGovern Foundation mendukung penerapan RAM di Indonesia melalui proyek “Using the Power of AI to Advance Equal Opportunities in a Digital World.”