April 25, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Badai treasury akan melanda India dan obligasi Indonesia akan lebih rendah dari yang lain

(Bloomberg) – Obligasi negara dari India dan Indonesia dipandang lebih berdampak pada imbal hasil AS daripada cuaca.

Obligasi di kedua negara sudah memimpin dalam keuntungan di Asia, yang tumbuh kuartal ini, menawarkan pengembalian 3% -5% pada investor berbasis dolar. Sebagai perbandingan, sekuritas dengan imbal hasil rendah dari Thailand dan Korea Selatan kehilangan 4,5-5%.

Kegagalan Treasury dipicu oleh petunjuk Federal Reserve bahwa mereka dapat meluncurkan pembelian obligasi pada November di tengah tantangan yang dihadapi pemerintahan Presiden Joe Biden dalam menaikkan pagu utang. Gelombang penjualan obligasi global membebani obligasi Asia, dan komentar keras dari bank sentral Inggris dan Norwegia mengejutkan.

Siddharth Mathur, kepala riset pasar negara berkembang di Asia Pasifik di BNP Paribas, mengatakan sekuritas Indonesia dan India tersebar di seluruh treasury, dengan pencetakan inflasi yang lembut dibandingkan dengan rekan-rekan pasar negara berkembang, perbaikan keuangan yang positif dan pembelian obligasi bank sentral. S.A. “Kami berharap tren ini tetap sama pada akhir tahun.”

Obligasi bertenor 10 tahun dari kedua negara memiliki penyangga masing-masing sekitar 470 basis poin dalam perbendaharaan jatuh tempo yang sama. Terlepas dari pergerakan baru-baru ini, kesenjangan untuk obligasi rupee mendekati rata-rata lima tahun, sementara itu telah diperketat dari rata-rata 515 basis poin untuk utang rupee. Premi yang ditawarkan oleh obligasi Win dan Pot serendah 70 basis poin atau serupa, yang membuatnya sangat rentan terhadap fluktuasi treasury.

Indonesia telah berjanji untuk mengurangi defisit anggaran menjadi kurang dari 3% dari PDB pada tahun 2023, sementara India telah mempertahankan rencana pinjamannya untuk paruh kedua tahun keuangan yang berakhir Maret 2022 minggu ini. Ini adalah stimulus positif lain untuk obligasi India.

READ  Dorongan Poppet untuk kebijakan yang lebih adil di tengah meningkatnya jumlah investor

Sekuritas asing menggelontorkan $3,3 miliar ke obligasi India dalam tiga bulan yang berakhir September, dan obligasi rupee telah mengalami arus keluar bersih sejak kuartal ketiga tahun 2017, tetapi permintaan pesisir yang kuat dan bank telah menambatkan imbal hasil pembelian Indonesia menyusul pemotongan pinjaman.

Bahaya di depan

Obligasi Rupee Reserve Bank of India menghadapi risiko pengetatan kebijakan segera. Bank sentral pada hari Selasa menarik sejumlah besar uang dari sistem perbankan setelah menetralkan likuiditas program pembelian obligasi sejak pekan lalu.

Risiko makro Bank Sentral Hawkeye untuk pinjaman rupee masih berlanjut karena investor asing memegang sekitar 22% dari surat berharga negara. Meskipun angka tersebut telah turun dari 39% pada Januari 2020, namun masih merupakan salah satu yang tertinggi di Asia.

21 2021 Bloomberg LP