ASIATODAY.ID, Jakarta – Ekonom Senior Indef Faisal Basri sudah lama menuding kebocoran nikel Indonesia ke China. Meski pemerintah Indonesia telah melarang ekspor bijih nikel ke luar negeri.
Informasi tersebut kontroversial dan menjadi berita utama nasional sejak lama. Menariknya, data pemasukan bijih nikel Indonesia berasal dari otoritas China, bukan dari Indonesia.
Sekarang ternyata itu bukan bocoran. Faisal Basri mengungkapkan, data terkini sungguh mengejutkan. Total ekspor bijih nikel pada tahun 2020 hingga 2023 mencapai 5,6 juta ton. Bijih nikel dikirim ke China. Padahal, pemerintah sudah melarang ekspor bijih nikel mulai 1 Januari 2020.
Data tersebut berasal dari data impor Tiongkok yang dikumpulkan oleh International Trade Center (ITC), kata Faisal dalam paparannya, Asiatoday.id, Jumat, 28 Juni 2023.
Faisal Basri mengatakan ekspor bijih nikel ke China dilaporkan sebesar 3,4 juta ton pada tahun 2020 dari data ITC. Akan terus menjadi 800 ribu ton pada tahun 2021. Akan meningkat menjadi 1,1 juta ton pada tahun 2022 dan menjadi 300 ribu ton pada tahun 2023.
Jadi total ekspor bijih nikel ke China mencapai 5,6 juta ton pada 2020-2023, kata Faisal Basri.
Ironisnya, lanjut Faisal Basri, tidak ada data ekspor pihak Indonesia ke China atau dunia sejak tahun 2020.
“Dari pihak Tiongkok, impor dari Indonesia masih didaftarkan di bea cukai,” kata Faisal Basri.
Faisal Basri sebelumnya menerbitkan laporan bahwa 3,4 juta ton bijih nikel Indonesia bocor ke China pada tahun 2020. Saat itu, Faisal Basri mengaku sudah menerima data tersebut dari Administrasi Umum Bea Cukai China (GCAC). (atn)
Ikuti kami berita Google Dan saluran WA
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters