Mei 6, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Kabut di Singapura akibat 212 titik panas di Sumatera, Indonesia: Artinya |  Berita Dunia

Kabut di Singapura akibat 212 titik panas di Sumatera, Indonesia: Artinya | Berita Dunia

Berdasarkan data resmi, kualitas udara Singapura turun ke tingkat yang tidak sehat, di tengah meningkatnya kebakaran hutan di negara tetangga, Indonesia, yang membawa kabut asap ke negara kota tersebut.

Langit kota diselimuti kabut di Singapura.(AFP)

Pada pukul 14.00 (06.00 GMT), pembacaan indeks kualitas udara 24 jam di Singapura bagian timur dan tengah melebihi angka 100, dan masyarakat disarankan untuk membatasi aktivitas berat di luar ruangan dalam waktu lama pada tingkat tersebut.

Kabut asap akibat penanaman tanaman merupakan masalah abadi di Asia Tenggara, karena adanya celah peraturan yang menyulitkan pihak berwenang untuk menindak praktik pembukaan lahan di Indonesia.

Badan Lingkungan Hidup Nasional Singapura mengatakan 212 titik panas telah terdeteksi di Pulau Sumatera, Indonesia, pada hari Jumat, naik dari 65 pada hari Kamis dan 15 pada hari sebelumnya.

Sedikit perubahan arah angin pada Jumat sore menimbulkan kabut tipis ke arah Singapura, sehingga memperburuk kualitas udara di negara kepulauan itu, katanya.

Metode pembukaan lahan tradisional digunakan hampir setiap tahun untuk membuka lahan bagi perkebunan kelapa sawit dan pulp dan kertas di Indonesia, yang dimiliki oleh perusahaan dalam dan luar negeri atau tercatat di luar negeri, menurut catatan publik.

Indonesia memerangi kebakaran hutan dengan air yang disemprotkan oleh helikopter dan menyebabkan hujan melalui penyemaian awan, kata menteri lingkungan hidup pada hari Jumat, menyangkal kabut berbahaya melintasi perbatasan.

Awal pekan ini, Malaysia mendesak Indonesia untuk mengambil tindakan terhadap kebakaran yang terjadi di wilayah Indonesia karena kualitas udara di Malaysia mencapai tingkat yang tidak sehat.

Presiden Indonesia Joko Widodo mengatakan kepada wartawan pada hari Sabtu bahwa cuaca kering yang parah telah memicu kebakaran hutan di banyak daerah, namun situasinya jauh lebih baik dibandingkan tahun 2015, ketika 2,6 juta hektar (6424739 hektar) terbakar, menurut perkiraan Bank Dunia.

READ  Muslim Indonesia merayakan Idul Fitri di tengah gelombang virus yang menghancurkan

Dia mendesak pihak berwenang dan badan-badan setempat untuk segera memadamkan api sebelum menyebar.

Antara tahun 2015 dan 2019, kebakaran tersebut menghanguskan jutaan hektar lahan di Indonesia dan menimbulkan kepulan asap di beberapa negara Asia Tenggara, sehingga menghasilkan emisi yang mencapai rekor tertinggi, kata para ilmuwan.

Kondisi kabut asap terberat di Singapura tercatat pada bulan September 2015, ketika indeks 24 jam mencapai tingkat berbahaya di atas 300, sehingga menyebabkan penutupan sekolah.

Berita menarik! Hindustan Times sekarang tersedia di saluran WhatsApp Berlangganan hari ini dengan mengklik tautan dan ikuti terus berita terbaru! Klik disini!

Dapatkan berita dunia terkini dengan berita terkini dari India di Hindustan Times.