14 Februari 2024
Jakarta – BIndeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia naik menjadi 125 poin pada bulan Januari dari 123,8 poin pada bulan sebelumnya, mencerminkan membaiknya ekspektasi masyarakat terhadap perekonomian negara, kata bank sentral.
Data bank sentral juga menunjukkan bahwa angka terbaru melampaui 123 poin yang tercatat pada Januari tahun lalu.
Survei konsumen terbaru yang dilakukan Bank Indonesia pada Januari 2024 menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan konsumen terhadap kondisi perekonomian dibandingkan Desember 2023, kata Juru Bicara BI Erwin Hariono dalam keterangannya, Selasa.
Meningkatnya kepercayaan konsumen didukung oleh membaiknya metrik ekspektasi masyarakat terhadap pendapatan saat ini dan ketersediaan lapangan kerja.
Meskipun terjadi penurunan pendapatan, prospek lapangan kerja di masa depan tetap positif.
Bank sentral mengatakan indeks pengeluaran barang tahan lama negara tersebut turun menjadi 112,1 poin pada bulan Januari dari 113 poin pada bulan sebelumnya.
Secara keseluruhan, rata-rata masyarakat Indonesia membelanjakan 74,6 persen pendapatan kotor mereka pada bulan Januari, naik dari 74,3 persen pada bulan sebelumnya.
Porsi pendapatan yang ditabung meningkat menjadi 16,2 persen pada bulan Januari dari 15,7 persen pada bulan sebelumnya.
Sisanya digunakan untuk cicilan dan pembayaran pinjaman, yang turun menjadi 9,3 persen di bulan Januari dari 10 persen di bulan sebelumnya.
Pada empat dari lima kelompok pendapatan, konsumen meningkatkan tabungan mereka, dengan peningkatan terbesar pada kelompok pendapatan tertinggi dengan pendapatan bulanan di atas Rp 5 juta (US$320,77), yang tabungannya meningkat menjadi 19,3 persen dari 16,7 persen pada bulan Januari. bulan.
Namun tabungan kelompok berpendapatan rendah di bawah Rp 2,1 juta per bulan mengalami penurunan dari 16,7 persen dari total pendapatan menjadi 15,3 persen.
Kelompok berpendapatan rendah meningkatkan belanja konsumen menjadi 77,8 persen dari 75,2 persen pada bulan sebelumnya.
Sementara itu, kelompok dengan pendapatan tertinggi di atas Rp 5 juta memilih untuk melakukan pengeluaran lebih sedikit pada bulan Januari, dengan belanja konsumen mereka turun menjadi 66,1 persen dari 71,2 persen pada bulan sebelumnya.
Indonesia mencatat pertumbuhan indeks harga konsumen (CPI) tahunan paling lambat dalam dua dekade terakhir, meskipun ada tren kenaikan harga beberapa bahan pangan sepanjang tahun 2023.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat inflasi tahunan negara itu pada akhir tahun 2023 adalah 2,61 persen.
Inflasi turun menjadi 2,54 persen pada bulan Januari setelah perayaan Natal dan Tahun Baru pada akhir Desember tahun lalu, terutama karena harga pangan kembali normal.
Namun, konsumen telah melihat kekurangan beras kualitas premium di seluruh negeri sejak pertengahan bulan Februari di tengah meningkatnya permintaan dan terlambatnya musim panen.
Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia (Aprindo) menyalahkan tingginya harga beras di tingkat petani karena para pengecer terpaksa mengikuti batasan harga yang ditetapkan oleh pemerintah, sehingga menyebabkan perusahaan-perusahaan berhenti melakukan distribusi sampai kesenjangan harga teratasi.
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Indonesia mengancam akan melarang Apple iPhone 16
Raksasa teknologi Indonesia lebih memilih Malaysia sebagai pusat datanya, kata menteri
IGDX Conference 2024 mendorong upaya integrasi industri olahraga Agate Indonesia