Dampak positif dari reformasi kebijakan tersebut diharapkan semakin memperkuat kepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia.
JAKARTA (ANTARA) – Neraca penggajian (BOP) Indonesia ditetapkan lebih fleksibel pada 2021 di tengah ketegangan global yang disebabkan oleh epidemi dan intervensi bank sentral AS, menurut Badan Kebijakan Moneter (BKF) Kementerian Keuangan.
“Ini pencapaian yang sangat penting karena NPI merupakan salah satu pilar stabilitas makroekonomi nasional kita,” kata Ketua BKF Febrio Kacaribu dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.
Dia mencatat, NPI menunjukkan kinerja positif pada 2021, mencatat surplus US$ 13,5 miliar atau 1,13 persen dari produk domestik bruto (PDB), jauh lebih tinggi dari surplus US$ 2,6 miliar yang tercatat pada 2020.
Berita Terkait: Semua negara harus meningkatkan kerangka kesehatan global: Indira
Ia menambahkan, defisit transaksi berjalan Indonesia sebesar US$3,3 miliar atau 0,3 persen dari PDB, dibandingkan defisit US$4,4 miliar pada 2020.
Selain itu, surplus neraca transaksi modal dan finansial meningkat menjadi US$11,7 miliar, atau 1 persen dari PDB, dari US$7,9 miliar pada 2020 hingga 2021, kata pemimpin BKF.
Sementara itu, surplus investasi langsung meningkat dari US$14,14 miliar pada 2020 menjadi US$16,49 miliar pada 2021, dan perekonomian domestik mulai pulih.
Berita Terkait: Penting untuk memastikan bahwa semua negara pulih bersama: Menteri
Reformasi struktural dan kebijakan Indonesia untuk meningkatkan lingkungan investasi – Undang-Undang Konsolidasi Peraturan Perpajakan yang dirilis pada Oktober 2021 – telah mampu menjaga kepercayaan investor terhadap investasi jangka panjang di negara ini, tambahnya.
Dengan demikian, pada triwulan IV 2021 terjadi peningkatan surplus investasi langsung yang mencapai US$ 3,4 miliar, ujarnya.
“Dampak positif dari reformasi kebijakan ini diharapkan semakin memperkuat kepercayaan investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia,” tambahnya.
Namun demikian, masih terdapat ketidakpastian di pasar keuangan global, yang sejalan dengan kebijakan pengetatan moneter negara-negara maju, dapat mempengaruhi investasi di Indonesia, katanya.
Berita Terkait: Tiga maskapai internasional mengajukan permohonan untuk melanjutkan penerbangan ke Bali
Berita Terkait: Omigran picu ketidakpastian ekonomi global: Indira
“Pakar TV. Penulis. Gamer ekstrem. Spesialis web yang sangat menawan. Pelajar. Penggemar kopi jahat.”
More Stories
Merayakan Tujuh Tahun Pemuda: The Lab: Membangun Ekosistem Kewirausahaan Pemuda di Indonesia
Mengapa Jalan Indonesia Menuju Net Zero Perlu Tindakan Segera di COP29 – Duta Besar
Gaganjeet Fuller bersiap menghadapi tekanan untuk mempertahankan gelar Indonesia Masters