April 28, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Bank sentral Indonesia yakin sertifikat baru ini akan menawarkan imbal hasil yang ‘sangat menarik’, menurut Reuters

Bank sentral Indonesia yakin sertifikat baru ini akan menawarkan imbal hasil yang ‘sangat menarik’, menurut Reuters

© Reuters. FOTO FILE: Logo Bank Indonesia, bank sentral Indonesia, terlihat pada 19 Januari 2017 di Jakarta, Indonesia. REUTERS/Fatima El-Kareem/File Foto

Oleh Stefano Suleiman

JAKARTA (Reuters) – Sertifikat baru yang akan diperkenalkan oleh Bank Indonesia bulan depan diharapkan menawarkan imbal hasil yang “lebih menarik” bagi investor asing, kata seorang pejabat pada hari Senin, membantu menjaga likuiditas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi.

Pekan lalu, bank sentral mengumumkan akan mengadakan lelang Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) dua kali seminggu, dengan menggunakan obligasi pemerintah sebagai aset dasar, mulai tanggal 15 September.

Instrumen tersebut dirancang untuk menarik arus masuk modal dan kelebihan likuiditas rupiah di pasar keuangan domestik pada saat transaksi berjalan dan neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit.

Para analis mengatakan keberhasilan SRBI akan bergantung pada keuntungan yang mereka tawarkan. Pada hari Senin, Kepala Pengelolaan Uang Bank Indonesia (BI) Edi Susianto memberikan beberapa rincian penting.

BI akan melelang sertifikat bertenor 6, 9, dan 12 bulan setiap hari Rabu dan Jumat, dan akan menawarkan imbal hasil serupa dengan tingkat pembelian kembali obligasi pemerintah (RR), kata Edi dalam konferensi pers.

Pada lelang terakhir tanggal 18 Agustus, BI menjual kontrak RR bertenor 6, 9, dan 12 bulan dengan imbal hasil masing-masing 6,31208%, 6,39517%, dan 6,41884%.

“Kami menilai suku bunga ini sangat menarik,” kata Eddy. “Tentu saja kami berpendapat Indonesia dipandang lebih positif sebagai tujuan investasi.”

Dia menolak memberikan panduan berapa banyak bank sentral akan menjual SRBI, namun mengatakan likuiditas dalam negeri “tidak terlalu ketat” namun akan mendukung pertumbuhan ekonomi.

SRBI akan menggantikan “Operation Twist” BI di pasar obligasi, dimana bank sentral menjual obligasi pemerintah jangka pendeknya dan berjanji untuk membeli obligasi jangka panjang setiap kali imbal hasil naik. BI juga akan menghentikan penerbitan RR obligasi pemerintah dengan tenor serupa.

READ  RAD+ar termasuk taman bingkai tropis dengan panel cermin di Indonesia

Nantinya, SRPI bisa diperluas jangka waktunya menjadi lebih pendek dari satu minggu dan frekuensi lelang juga bisa ditingkatkan, kata Eddy.

“Dampak pengaruh SRBI akan bergantung pada keuntungan yang dihasilkan, namun BI melihatnya sebagai alat baru untuk membantu mengelola ITR di tengah volatilitas pasar,” tulis ekonom BofA Global Research dalam sebuah catatan, menyoroti perdagangan Indonesia. Surplus menyusut dan transaksi berjalan kembali mengalami defisit kecil.

Handy Yunianto, Head of Fixed Income Mandiri Securities, mengatakan lelang SRBI merupakan salah satu alternatif bagi investor seiring pemerintah mengurangi penjualan obligasi.