April 28, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

C.bank Indonesia berencana mengadakan 2 lelang per minggu untuk sertifikat baru

C.bank Indonesia berencana mengadakan 2 lelang per minggu untuk sertifikat baru

JAKARTA, 28 Agustus (Reuters) – Bank sentral Indonesia berencana mengadakan dua lelang dalam seminggu untuk sertifikat barunya, yang dijual di pasar keuangan domestik dalam upaya untuk menarik arus masuk modal dan kelebihan likuiditas rupiah, kata seorang pejabat pada hari Senin. .

Lelang akan diadakan setiap hari Rabu dan Jumat mulai pertengahan September, dan frekuensinya dapat ditingkatkan jika diperlukan, kata kepala pengelolaan mata uang Bank Indonesia (BI) Eddie Susiando pada konferensi pers.

Pekan lalu, BI mengumumkan rencana menjual bank yang dikenal dengan Surat Berharga Rupiah Bank Indonesia (SRBI) tersebut, yang akan menggunakan obligasi pemerintah BI sebagai aset acuannya.

Hal ini akan menggantikan “Operation Twist” BI di pasar obligasi, dimana bank sentral berjanji untuk menjual obligasi pemerintah jangka pendek dan membeli obligasi jangka panjang setiap kali imbal hasil naik.

SRBI juga akan menggantikan lelang reverse repurchase BI sebagai alat bank sentral untuk mengurangi likuiditas.

Pada tahap pertama, SRBI akan ditawarkan dengan tenor 6, 9, dan 12 bulan. Eddy mengatakan bank sentral nantinya akan memperluasnya menjadi jangka waktu yang lebih pendek dari satu minggu.

Ditanya mengenai imbal hasil yang ditawarkan pada obligasi tersebut, Edi mengatakan: “Suku bunga akan sama, tidak ada perbedaan dengan reverse repo obligasi pemerintah saat ini.”

Dia menolak memberikan panduan mengenai berapa banyak likuiditas yang ingin diserap BI melalui alat baru tersebut.

Meski demikian, BI akan tetap berupaya mendukung pertumbuhan ekonomi melalui kebijakan likuiditas yang menurut Edi “tidak terlalu ketat, namun juga tidak terlalu banyak”. (Laporan Stefano Sulaiman; Penulisan Gayatri Suryo; Editing oleh Martin Petty)