Mei 2, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Indonesia mengurangi setengah produksi pembangkit listrik tenaga batu bara karena meningkatnya polusi

Indonesia mengurangi setengah produksi pembangkit listrik tenaga batu bara karena meningkatnya polusi

Pengurangan ini terjadi seminggu sebelum Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan pejabat tinggi dari Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan untuk mengatasi beberapa masalah regional.

Menurut pemantau kualitas udara yang berbasis di Swiss, IQAir, sekitar 30 juta orang menduduki peringkat teratas dalam peringkat polusi global beberapa kali pada bulan lalu karena kabut asap beracun mengancam akan menutupi krisis tersebut.

“Sejak 29 Agustus, PLN IP (Indonesia Power) telah mengurangi output pembangkit listrik tenaga batu bara Suralaya sebesar 1.600 MW untuk berkontribusi dalam meningkatkan kualitas udara Jakarta,” kata Irwan Eddy Siaputra Lupis, general manager operator pembangkit tersebut.

Pembangkit listrik tersebut, yang terletak di ujung barat pulau Jawa yang paling padat penduduknya di Indonesia, sekitar 100 kilometer (60 mil) dari Jakarta Pusat, kini akan beroperasi untuk menghasilkan 1.800 megawatt, katanya.

Pejabat tersebut tidak mengkonfirmasi berapa lama pemadaman listrik akan berlangsung atau apakah pemadaman listrik tersebut bersifat permanen, namun ia mengatakan bahwa perusahaan tersebut akan mengikuti perintah dari pemerintah Indonesia.

Indonesia telah berjanji untuk berhenti membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru mulai tahun 2023 dan menjadi netral karbon pada tahun 2050.

Namun, meski mendapat kecaman dari para aktivis lingkungan hidup, pembangkit listrik tenaga batu bara Suralaya di pulau Jawa masih diperluas hingga menjadi 10 unit di dalam kompleks pembangkit tersebut.

Di tengah meningkatnya kritik masyarakat terhadap kualitas udara yang buruk, Indonesia memberikan sanksi kepada 11 perusahaan industri karena gagal memenuhi standar operasional dan memerintahkan separuh tenaga kerjanya untuk bekerja dari rumah.

Pemerintah menyalahkan pola cuaca dan peningkatan emisi kendaraan, namun beberapa menteri baru-baru ini mengakui bahwa pembangkit listrik tenaga batu bara dan pabrik di sekitar ibu kota juga ikut bertanggung jawab.

READ  Dubes RI Khartoum menyerahkan sertifikat nominasi Primatuda Award 2022 kepada delegasi.