Mei 2, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

Perusahaan utilitas di Indonesia sedang merencanakan penggunaan energi terbarukan secara besar-besaran ke dalam bauran listrik

Perusahaan utilitas di Indonesia sedang merencanakan penggunaan energi terbarukan secara besar-besaran ke dalam bauran listrik

Perusahaan Listrik Negara (PLN) dilaporkan berencana menambahkan 32GW energi terbarukan ke dalam bauran energinya.

PLN juga akan berinvestasi pada jaringan listrik yang dapat dihubungkan dengan sumber energi terbarukan sebagai upaya mengurangi ketergantungan terhadap batu bara, yang saat ini menyumbang setengah dari pasokan listrik di Indonesia.

Reuters Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo, berbicara di sela-sela Forum Indo-Pasifik ASEAN, mengatakan pihaknya akan merevisi rencana induk pasokan listrik untuk memasukkan lebih banyak energi terbarukan.

Rencananya saat ini, yang berlaku hingga tahun 2030, akan memperluas jumlah energi yang diperoleh PLN dari energi terbarukan menjadi 20,9GW – setengah dari jumlah energi baru yang diperoleh PLN selama periode tersebut.

“Dengan percepatan pertumbuhan energi terbarukan ini, 75% dari tambahan kapasitas pembangkitan kami akan menggunakan energi terbarukan dan 25% akan berbasis gas,” kata Dharmawan.

Darmawan mengatakan peningkatan jaringan listrik PLN akan memungkinkannya meningkatkan beban listrik dari sumber terbarukan yang saat ini berjumlah 5GW.

Menteri Senior Kabinet Indonesia Luhut Pandjaitan mengatakan pada acara yang sama bahwa ia berharap proyek-proyek PLN akan menerima pendanaan sebesar $20 miliar yang dijanjikan berdasarkan Kemitraan Transisi Energi yang Berkeadilan. Indonesia menandatangani perjanjian dengan negara-negara ekonomi terkemuka dunia tahun lalu pada acara G20 di ibu kota Bali untuk membantu negara tersebut mencapai net zero.

Indonesia, negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia dengan jumlah penduduk hampir 280 juta jiwa, berkomitmen untuk mencapai net zero pada tahun 2060 atau lebih awal. Badan Energi Terbarukan Internasional memperkirakan permintaan listrik akan meningkat setidaknya lima kali lipat dari kebutuhan saat ini menjadi 1.700TWh pada pertengahan abad ini.