Mei 21, 2024

Bejagadget

Ikuti perkembangan terkini Indonesia di lapangan dengan berita berbasis fakta Beja Gadget, cuplikan video eksklusif, foto, dan peta yang diperbarui.

AC-130 menyerang militan yang didukung Iran setelah serangan rudal > Departemen Pertahanan AS > Berita Departemen Pertahanan

AC-130 menyerang militan yang didukung Iran setelah serangan rudal > Departemen Pertahanan AS > Berita Departemen Pertahanan

Sebuah pesawat militer AS AC-130J Ghostrider menyerang kelompok militan yang didukung Iran setelah kelompok tersebut menggunakan rudal balistik untuk menyerang pasukan AS dan koalisi di Pangkalan Udara Al Asad di Irak, kata wakil sekretaris pers Pentagon hari ini.

Sabrina Singh mengatakan dalam konferensi pers di Pentagon bahwa serangan rudal balistik menyebabkan cedera ringan di antara pasukan Amerika dan koalisi, serta kerusakan kecil pada infrastruktur fasilitas tersebut.

Dia menambahkan: “Segera setelah serangan itu, sebuah pesawat militer AC-130 Amerika di daerah tersebut melakukan serangan pertahanan diri terhadap kendaraan milisi yang didukung Iran dan sejumlah anggota milisi dukungan Iran yang berpartisipasi dalam serangan ini.” “Serangan pertahanan diri ini mengakibatkan beberapa musuh tewas.”

Singh mengatakan pesawat tempur AC-130 mampu merespons dengan sangat cepat karena sudah berada di udara pada saat serangan rudal terjadi.

“Kami dapat mengidentifikasi titik awal serangan ini karena pesawat AC-130 sudah berada di wilayah tersebut dan oleh karena itu mampu merespons,” kata Singh. “Mereka dapat bergerak karena melihat orang-orang bersenjata. Mereka dapat memantau pergerakan orang-orang bersenjata tersebut saat mereka bergerak menuju mobil mereka dan itulah sebabnya mereka dapat merespons.”

Singh mengatakan bahwa sejak 17 Oktober, pasukan AS telah diserang sebanyak 66 kali baik di Irak maupun Suriah. Dia juga mengatakan bahwa ini adalah pertama kalinya rudal balistik serupa dengan yang digunakan dalam serangan ini digunakan.

Sejak serangan-serangan tersebut dimulai pada bulan Oktober, Amerika Serikat telah melancarkan tiga serangan lagi, kata Singh. Namun serangan-serangan tersebut telah direncanakan sebelumnya dan menyasar fasilitas dan infrastruktur tertentu yang diketahui digunakan oleh milisi yang berafiliasi dengan Korps Garda Revolusi Islam. Reaksi Amerika belakangan ini berbeda karena tidak direncanakan.

READ  Utusan AS melihat 'pergeseran ketergantungan' dalam hubungan NATO-Asia di tengah tantangan China

“Kelompok-kelompok ini menargetkan pasukan kami,” tambahnya [in] “Kami sekarang merasa bahwa kami telah mengambil tindakan yang tepat untuk menghancurkan beberapa fasilitas dan beberapa senjata mereka… Kami selalu berhak untuk memberikan tanggapan pada waktu dan tempat yang kami pilih,” kata Singh. “.